Part 3: salah sasaran
***
" De, awas. Hati-hati itu lahar panas. " Rio menjaga Debo agar tidak terkena lahar merapi yang sangat panas itu.
" Iya, Io. Gue juga takut kalo kena. " Debo berjalan hati-hati meloncati lahar-lahar yang tercecer(?).
" Rio... Debo... Jangan pada ribut dong! Sekarang makanya buruan kita nemuin bunga lily itu. Kata Oma, bunga lilynya ada disekitar sini. " Alvin celingak-celinguk mencari Bunga lily di lereng Gunung Merapi.
CCSSSHHHH(?)
" Aaaaa... Panas... Panas... Panas... "
Gabriel salah melangkah. Kakinya terkena percikan lahar merapi. CDRA panik melihat temannya yang kesakitan menahan rasa panas yang luar biasa itu. Percikan lahar itu mengakibatkan kaki Gabriel terkena luka bakar yang lumayan serius dan harus segera diobati.
" Mesti cepet ditolong nih. Bahaya! " Cakka was-was dan sangat takut apabila terjadi apa-apa terhadap Gabriel. Karena selama ini Cakka memang sangat dekat dengan Gabriel. " Dari awal gue udah bilang kalo ini bakal bikin kita celaka. Lo liat sekarang, ALVIN? Gabriel korbannya! Lo mesti tanggung jawab karena ide gila lo ini. "
Alvin terdiam. " ....... "
Rio dan Debo berpandangan. Rio mengangguk dan mengerti maksud Alvin. " Lo jangan salahin Alvin juga dong, Kka! Gabriel aja yang ceroboh. Dari awal kan udah dibilang hati-hati. Jadi, Alvin disini nggak salah tau! " Rio tersenyum sinis. " Gue ngebela Alvin karena dia bener! Dan gue cuma mau bisa keluar dari lereng ini dan berhasil mendapatkan mantra sihir cinta itu. "
Cakka melotot. " Lo pada nggak punya hati ya? Lo nggak liat Gabriel lagi merintih nahan panasnya lahar merapi? Liat kakinya kena luka bakar! Lo semua harusnya nolongin Gabriel bukannya malah nerusin nyari bunga lily itu. " protes Cakka. " Kalo lo semua emang nggak mau nolongin Gabriel, gue bakal cipratin sekalian lahar merapi ke lo semua. Biar pada mati! "
Debo bergidik. " Yang nggak punya hati itu kita apa elo sih, Kka? Lo mau bunuh kita hidup-hidup? Nggak takut kena karma? Sadar woy! Ini Gunung Merapi! Lo jangan ngomong macem-macem disini. "
Alvin menghela nafasnya. " Gu... "
CRIIINNGGG(?)
Terlihat sinar ungu muncul diujung lereng Gunung Merapi. Alvin menganga melihat hebatnya sinar yang keluar darisana. Alvin hendak melangkah. Rio menariknya.
" Mau kemana lo? "
" Itu... " Alvin menunjuk ke arah cahaya sinar ungu itu.
Gabriel menahan rasa sakitnya langsung menoleh ke belakang. Matanya terbelalak melihat cahaya sinar berwarna ungu itu. " Itu apaan? Amazing. "
Cakka ikut menoleh. Cakka tersenyum kecut. " Heh... Cahaya gitu aja dibanggain! Norak! "
" Wow, itu keren banget. Baru kali ini gue liat cahaya warna ungu sekeren itu. " Debo dengan mata sedikit berkaca-kaca menoleh ke arah cahaya itu. Asap gunung merapi terlah merambat keluar. " Ayo kita kesana. "
Alvin mengangguk. " Ini yang mau gue bilang ke kalian. Itu cahaya ungu adalah cayaha sihir dari bunga lily. Kita harus hati-hati. Ujung lereng ini adalah lahar panas merapi. Jangan sampai kita salah langkah. " jelas Alvin. " Gue mimpin. Cakka bantuin Iel. Debo belakang Cakka dan Rio dibelakang Debo. Paham? "
Cakka mengangguk pasrah. " Yes yes, i know. "
" Cabut! "
" Gue gimana? Kaki gue sakit banget! " ucap Gabriel.
" Cakka yang bantu lo, Iel. " jawab Rio.
Gabriel mendengus. " Kaki gue agak bengkak karena kena percikan lahar panas itu. Gue susah jalan. " Gabriel menunduk. " Gue emang ceroboh. Ha... Ceroboh banget! "
Debo menepuk pundak Gabriel. " Come on! Semangat Iel. Jangan putus asa cuma karena luka bakar. "
" GUE CACAT! "
CDRA melompat kaget dan hampir menginjak lahar merapi. Mereka menahan keseimbangan tubuhnya agar tidak terkena panasnya lahar merapi.
" Lo nggak cacat! Lo jangan putus asa cuma karena kena luka bakar sedikit. " bentak Alvin. " Jangan manja dong, Iel. Percaya sama gue! Cuma luka bakar biasa. "
" Yakin? " Gabriel bergetar. " Gue takut kalo... "
Rio menghentakkan kakinya. " Don't negatif thinking! "
" Ayo cepet! Gue mau segera cabut dari lereng ini dan bawa Iel ke rumah sakit. " Cakka kesal karena semenjak tadi teman-temannya sibuk berdebat.
" Ayo. "
CDRAG berjalan perlahan menuju ujung lereng Gunung Merapi. Asap merapi mengepul diangkasa. CDRAG mulai sesak nafas. Namun, mereka tetap berjuang demi mendapatkan SIOSA.
Mereka tiba di ujung lereng Merapi. Alvin membungkukkan badannya hendak memetik 5 bunga lily itu.
Crrsskkk...
Alvin menjaga keseimbangannya yang hampir terjatuh. Gabriel menarik Alvin agar tidak terjatuh.
" Hati-hati. "
Alvin tersenyum dan melanjutkan aksinya. Alvin sangat berusaha meraih bunga lily yang tumbuh didinding lahar merapi. Alvin menelan ludahnya.
Ctiikk...(?)
Alvin berhasil memetik empat bunga lily.
BRRUUAAGGGG....
Ketika Alvin hendak mengambil bunga lily yang terakhir, gempa dahsyat menggemparkan area ujung lereng itu. Alvin cs langsung berlari. Gabriel dengan tertatih-tatih mencoba berlari dengan cepat. Cakka membalikkan badannya merasa tak tega melihat Gabriel berlari tertatih. Cakka langsung menggendong Gabriel dengan sekuat tenaganya dan langsung berlari keluar dari lereng Gunung Merapi.
" Gunung Merapi meletus! Pasti ada orang yang mencabut bunga lily itu. "
Cakka menurunkan Gabriel. Gabriel menahan kakinya. Cakka merasa semua ini harus diberitahu pada Alvin. Alvin yang telah menyebabkan bencana ini terjadi. Warga-warga sekitar lereng gunung merapi langsung berlarian kesana kemari tanpa tujuan yang jelas.
" Gawat, Iel. "
" Iya, Alvin keterlaluan. " ucap Gabriel. " Dia udah buat bencana dahsyat karena mencabut bunga lily itu. "
Cakka mengangguk. " Kita harus cepat laporin ini ke Alvin. Sebelum lahar merapi membunuh kita semua. "
" Iyalah. Ayo kita kejar Alvin. "
" Ayo. Lo sanggup? " tanya Cakka.
Gabriel menggeleng. " Kaki gue mati rasa. " Keseimbangan Gabriel jatuh. Gabriel menyender pada Cakka. Kakinya tidak kuat lagi untuk berdiri.
" Kita ke rumah sakit dulu ya. "
" Iya. "
***
Alvin, Debo dan Rio berhasil tiba dimarkas CDRAG. Yaitu dirumah Alvin. Alvin menghirup udara lega karena tadi nafasnya terasa sangat sesak.
Alvin menaruh bunga lily itu diatas meja. Cahayanya bersinar sangat keras dan menyilaukan mata. Oma Lani nampak terkejut melihat bunga lily itu diatas meja. Rio dan Debo tersenyum memandang Oma Lani. Oma Lani mendekat ke arah Alvin.
" Alvin... Itu bunga lily dilereng Gunung Merapi? " Oma Lani bertanya pelan-pelan. " Jangan-jangan... "
" Merapi meletus. Merapi meletus. " teriakan warga terdengar didepan rumah Alvin.
Alvin, Debo dan Rio nampak terkejut mendengar berita itu. Berita meletusnya merapi. Keringat dingin membasahi pelipis Alvin.
" Ehm... " Oma Lani berdehem. " Apa kalian penyebab Merapi meletus? "
Alvin tercekat. " Hah? Nggak kok, Oma. " jawab Alvin sedikit gugup. " Kita nggak dapet pergi ke Merapi. "
Oma mengernyitkan dahinya. " Bunga lily dapet darimana? Bunga lily cahaya ungu cuma ada dilereng Gunung Merapi. Barang siapapun yang memetik bunga itu, maka Merapi akan meletus. Karena bunga itu adalah penjaga Gunung Merapi. "
Debo gemetar. " T...tapi, k..kita nggak ada metik bunga lily di merapi, Oma. "
Oma Lani memikirkan sesuatu. " Ingat! Kalo kalian memang tersangka yang menyebabkan gunung merapi menyemburkan laharnya, kalian harus segera gunakan bunga lily itu untuk mensihir cewek. Jika tidak maka merapi akan memakan banyak korban jiwa. "
Rio mengangguk. " Iya, memang kita yang mengambil bunga lily itu. Dan kita akan segera menggunakannya. " ucap Rio.
Oma Lani tersenyum. " Baiklah, kalian yang bertanggung jawab atas ulah kalian sendiri. " Oma Lani beranjak pergi.
Alvin menghela nafas. " Go sms SIOSA. " ucap Alvin.
Debo mengingat sesuatu. " Bentar! Cakka sama Gabriel mana? Terus kita kan cuma ada bunga empat. Satu lagi gimana? " tanya Debo.
" Gabriel biarin! Kakinya dia juga lagi sakit. " saran Rio. " Pokoknya kita harus temuin Cakka terus kita temuin anak SIOSA. "
Alvin meraih BB-nya dan mengirimkan pesan singkat kepada Cakka.
To: C_Acs
Lo dimana Cak? Kita harus segera nemuin SIOSA sebelum merapi merenggut korban!
Tak berapa lama kemudian Cakka membalas sms.
From: C_Acs
Gue dirumah sakit sarap! Kakinya Iel sarafnya lumpuh akibat kena lahar merapi. Dia sekarang pakai kursi roda! Lo nggak punya perasaan banget. Pikirin Gabriel. Dia daritadi nyebut dirinya cacat.
Alvin mendengus kesal dan langsung membalas sms Cakka.
To: C_Acs
WOY, PIKIRIN NYAWA BANYAK ORANG! SETELAH ITU GUE URUS GABRIEL. CEPETAN BEGO. GUE TUNGGU LO DIMARKAS. TANPA GABRIEL!
Alvin mengacak-acak rambutnya. " Argh, Iel lumpuh. "
Rio terkejut. " What?! Cuma kena lahar merapi bisa lumpuh? " tanya Rio. " Emang parah banget ya itu lahar merapi? "
Debo menoyor Rio. " Iyalah, Io. Namanya juga lahar. Percikan segitu bisa melumpuhkan saraf yang bekerja dalam tubuh. "
:: kriitt ::
Alvin meraih BB-nya dan membuka sms yang masuk.
From: C_Acs
Oke! Gue kesana skr dan tanpa Gabriel.
Alvin bernafas lega. " Kita selamat. "
" Selamat? "
" Iya, selamat. "
" Maksud lo apa sih? " tanya Rio tak mengerti.
" Udah. Nyantai aja! Kita bisa kok dapetin anak SIOSA. "
" Okelah. "
***
Alvin, Rio, Debo dan Cakka berdiri dihadapan Sivia cs. Sivia cs memandang penuh kebencian ke Alvin dkk.
" Mau apa lo semua? "
" Siapa duluan? " bisik Alvin.
" Gue. " jawab Debo.
Debo maju kehadapan Oik yang berada disamping Ify. Debo menarik nafas dan siap-siap mengucapkan mantra. " Bin goban gabin. Tak tik tuk ayam pitut kepincut kuda dimakan kucing digigit cinta. Wahai cewek dihadapanku... "
Rio mendorong Debo karena ada anak skate yang menabraknya dari belakang. Debo terdorong ke arah Ify.
" Jatuh cinta kepadaku. " lanjut Debo.
Crriinggg (?)
Debo menepuk jidatnya. " Emaaakkk... Dede salah orang. "
" Debooo.... " Ify mendekati Debo.
Oik menoleh. " Ih, "
Debo mengambil siap siaga untuk berlari. " TOLONGIN DEDE... "
Debo berlari meninggalkan teman-temannya.
Ify mengejar Debo. " Akang Debo... " (?)
Mereka semua tertawa seketika melihat tingkah Debo dan Ify.
Sivia mendorong Alvin. " Eh, lo apain si Ify? Pasti lo makai guna-guna kan biar kita suka sama lo semua? "
Alvin mendekati Sivia sambil melihatkan bunga lily bercahaya ungu itu. " LO JATUH CINTA SAMA GUE. "
Mata Sivia seketika silau. Dan dilihatnya sosok laki-laki dihadapannya itu. Sivia langsung memeluk Alvin. " Aku cinta kamu. "
Alvin tersenyum penuh kemenangan. " Great! " ucap Alvin.
" Jangan tinggalin aku. " pinta Sivia.
Alvin membalas pelukan Sivia. " Iya, kita pergi yuk. " ajak Alvin. " Aku tunjukin tempat yang indah sama kamu. "
" Ayo. "
Alvin dan Sivia beranjak dari tempat itu.
" Lo semua licik! " ucap Oik. " Trik lo semua itu nggak bermutu. "
Cakka terkekeh. " Oh ya? Sotoy lo! Pergi sana. Lo nggak ada disini. Peri kecil norak! "
Oik mencak-mencak dan langsung pergi dari tempat itu. Cakka tersenyum puas penuh kemenangan.
" Ada apaan sih? Kenapa Sivia sama Ify jadi kayak gitu? " tanya Shilla yang sama sekali tak mengerti dengan perubahan teman-temannya itu.
Cakka menatap Shilla. " DEMI MENYELAMATKAN BANYAK NYAWA, aku minta kamu buat jatuh cinta dan ngejar-ngejar aku. " Cakka memperlihatkan bunga lily cahaya ungu itu ke Shilla. Shilla mulai tersihir dengan bunga lily itu.
" Justin... "
Cakka melotot. " Hah? "
" Justin Bieber... I Love You. " Shilla memegang pipi Cakka.
" What?! JB? Aaaa... "
Cakka langsung lari dari hadapan Shilla. Shilla mengejar Cakka. " JB... TUNGGUIN AKU. "
Hanyalah Rio dan Agni yang tersisa disana.
" Ag... "
" Hmm... "
" Pacaran yuk? " ajak Rio.
" Hah? Pacaran sama lo? Ogah! " tolak Agni.
Rio mengeluarkan bunga lily cahaya ungu kehadapan Agni.
" Jangan macem-macem lo! " ucap Agni sambil mengepalkan tangannya.
" Pacaran yuk? " Rio menaikkan bunga itu hingga wajah Agni. Agni memandang bunga itu. Dan seketika bunga itu lenyap dari hadapan Agni.
Agni mengangguk. " Aku mau jadi pacar kamu. "
Rio tersenyum puas dan langsung mengecup kening Agni. " Akhirnya... "
" Rio sayang... " Agni bergelayutan(?) di leher Rio. " Aku... "
Rio mendorong Agni perlahan. " Kita cari tempat. Jangan disini, sayang. Terlalu umum. "
Agni melepaskan tangannya lalu memanyunkan bibirnya. " Ya udah nyari tempat yuk. Aku pengen itu. "
Rio mengerti maksud Agni. " Iya, yuk. "
Rio merangkul Agni dan langsung mencari tempat untuk mereka berdua.
***

TO BE CONTINUED...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar