Senin, 21 Januari 2013
Love Is Blind #4 by : Kumpulan Cerbung Dan Cerpen Idola Cilik
Part 4: Love Is Blind? Who say that?
***
Rio dan Ify berjalan-jalan di sekitar taman kota. Ify nampak tersenyum dan nyaman bersama dengan Rio. Ify baru kali ini merasa sangat nyaman berada disamping seorang cowok. Padahal, selama ini Ify terus merasa bête dan tidak nyaman berada didekat cowok. Namun, Rio berhasil mengembalikan kembali senyum Ify yang selama ini luntur akibat sakit hati yang dialaminya karena Cakka. Ya, Cakka Nuraga, cowok yang terkenal dengan playboy akutnya. Banyak cewek yang sudah menjadi korban dari keplayboy-an seorang Cakka. Agni dan Ify termasuk korban playboynya Cakka. Sebelumnya Cakka tidak termasuk kategori cowok playboy. Dulu, Cakka itu sangat setia dengan cewek yang bernama Oik. Hanya Oik yang Cakka sayangi. Sedangkan Agni dan Ify hanya dijadikan sebagai pelampiasan Cakka selama ini. Dan semenjak ditinggal Oik, Cakka menjadi seorang playboy yang terkenal dengan selalu ganti-ganti cewek setiap dibawa ke café BarBerryClub.
Mungkinkah Shilla akan menjadi korban Cakka selanjutnya? Entahlah! Upss… jadi certain Cakka. Kembali ke Rio dan Ify yuk…
“ Kamu suka nggak sama tempat ini, Fy? Dulu aku sering banget kesini sama cewekku. ” Rio tersenyum sambil menggandeng tangan Ify.
“ Cewek? Terus sekarang cewek kamu kemana? Kok kamu malah ngedeketin aku? ”
Rio tersenyum memandang Ify lalu menghentikan langkah kakinya. “ Sayangnya… dia udah meninggal 2 tahun yang lalu. Namanya Keke. Dia meninggal karena penyakit leukemia yang diderita. Hmm, Tuhan cepet banget manggil dia. Padahal, banyak kenanganku bersama Keke ditaman ini.”
Ify tersentak. Ify memang baru mengenal sosok Rio. Dan ify tak menyangka bahwa kisah cinta Rio lebih parah dari kisah cinta yang dia alami. “ Heuh… maaf ya, Yo. Aku jadi ngungkit masa lalu kamu. Maafin aku ya. Aku beneran nggak tau kalo kisah cinta kamu kayak gini. Pasti Keke itu orang special banget ya dihati kamu?”
Rio menggeleng lemah. “Itu dulu dan sekarang aku akan mencoba mencintai cewek lain. Apa gunanya aku nunggu Keke kembali? Toh juga Keke nggak akan kembali lagi ke pelukanku.”
“Kalo aku dulu sakit hati banget sama yang namanya Cakka. Ternyata, dia itu playboy! Sahabatku pernah juga jadi korbannya Cakka. ”
“Cakka Nuraga, Fy?” Tanya Rio pelan.
“Yup! Cakka Nuraga. Dia itu playboy kelas kakap. Banyak cewek yang udah jadi pelampiasan cinta palsunya Cakka.” Jelas Ify.
“Dia…dia sahabat aku, Fy. Jadi, dia itu playboy?” Rio berbicara dengan nada bergetar hebat. Rio sama sekali tak menyangka bahwa Cakka adalah seorang playboy.
“WHAT?!” Ify kaget setengah mampus mendengar ucapan Rio bahwa Cakka adalah sahabatnya. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Benar-benar sulit untuk dipercaya.
“Huh… tadi dia di café cium cewek namanya Shilla. Shilla adalah salah satu penyanyi the best di café BarBerryClub. Dan Cakka bener-bener udah mempermalukan Shilla di depan umum. Semua ini karena Oik. Karena Oik semua jadi seperti ini. Dia salah satu penyebab Cakka jadi pemabuk dan perokok berat. Dan satu factor lagi adalah karena orang tuanya Cakka.” Rio bercerita panjang lebar tentang hidup Cakka pada Ify. Bagi Ify, untuk apa Rio menceritakan Cakka padanya? Bagi Ify semua itu sangatlah tidak penting. Karena Cakka sudah tidak penting lagi dihidupnya.
“Kok jadi certain Cakka sih? Plis deh, Yo. Jangan sebut Cakka lagi. Gue enek denger nama dia lagi. Denger namanya aja malesin apalagi ngeliat tampang playboynya. Najisin banget tau.” Ify mendengus kesal. Bisa-bisanya Rio kembali mengungkit masa lalunya. Walaupun Ify yang memulai cerita masa lalunya dengan Cakka.
“Sorry…sorry… gue kan nggak maksud, Fy. Lagian kan lo sendiri yang duluan mulai bahas masa lalu. Udahlah, lupain masa lalu dan beralih ke masa depan.” Rio tersenyum. Senyum manis Rio yang membuat Ify melayang ke langit ke tujuh.
“Hmm… Oya, terus cewek kamu sekarang siapa, Yo?” Tanya Ify mengalihkan topic pembicaraan.
“Cewekku? Nggak ada kok, Fy. Naksir ya sama orang ganteng kayak aku? Maklum banyak cewek yang udah daftar buat jadi cewekku. Hahaha… canda! By the way, any way, bus way, adik kamu yang imut-imut itu baik banget ya? Saking baiknya sampai dia rela nyuruh ceweknya pulang hanya karena nganterin aku buat ketemu kamu. Cocok tuh dia jadi mak comblang.” Rio terkekeh sesaat lalu diam ketika melihat ekspresi Ify.
“Cakka…” lirih Ify ketika melihat Cakka bersama cewek lain yang tidak dikenalnya. Rio menganga kaget melihat cewek yang diajak Cakka.
“CaCha?” Rio tersentak kaget ketika melihat pasangan Cakka-Acha berjalan berdua dan nampak kelihatan sangat akrab.
“Siapa itu CaCha, Yo?” Tanya Ify dengar suara bergetar mencoba menahan airmatanya agar tidak tumpah.
“Cakka-Acha, Fy. Cewek itu Acha. Cewek yang sering banget dateng ke café BarBerryClub kalo ada masalah sama keluarganya. Cakka itu nggak akrab sama Acha. Tapi, gue kenal deket sama Acha. Apa mungkin Cakka sama Acha pacaran?” Tanya Rio bingung.
“Whatever! I DON’T CARE!” Ify berteriak kemudian pergi berlari meninggalkan Rio. Rio mengejar langkah kaki Ify yang semakin menjauh meninggalkannya. Cakka-Acha menyadari kedatangan Rio-Ify disekitar taman.
“Rio...Ify...” Cakka nampak kaget melihat Rio-Ify berlari-larian disekitar taman. Ia baru menyadari bahwa dirinya dan Acha telah diintai oleh Rio dan Ify.
“Rio…” Acha pun ikut-ikutan kaget melihat Rio mengejar Ify.
“Oh, ini cewek baru lo ya, Kka? Dia korban lo yang ke berapa? Udah sempet lo apain nih cewek?” Ify tersenyum sinis pada Cakka lalu memandang Acha sesaat. “Heh… cewek murahan! Hati-hati aja ntar lo bakalan dijadiin korban keplayboy-annya Cakka selanjutnya. Well, lo itu nggak pantes buat dapetin cowok se-perfect Cakka.”
Acha melotot. Ia merasa tidak terima dengan ucapan yang dilontarkan Ify. Acha memang sering ke café tapi bukan berarti cewek ke café itu untuk jual diri kan?
“Jaga ya ucapan lo! Kalo lo bukan temennya Rio, udah gue abisin lo disini. Elo tuh cewek murahan. Semua cowok aja sekalian lo deketin biar lo puas sama kelakuan murahan lo.” Ucap Acha sinis.
PLAKKK—
Ify menampar Acha. Emosinya kali ini benar-benar dipermainkan oleh Acha. Bisa-bisanya Acha berkata seperti itu pada Ify. Kenal aja nggak!
“Elo…”
“STOP, FY! Jangan pernah lo sentuh Acha lagi. Dia cewek gue sekarang dan selamanya bakalan jadi cewek gue. Dia adalah satu-satunya cewek yang bisa jadi pengganti Oik dihati gue. Maaf kalo elo selama ini gue jadiin pelampiasan. Semua itu bukan kehendak gue melainkan kehendak hati gue. Makasih selama ini elo udah masuk ke kehidupan gue dan sayang sama gue. Maaf kalo gue udah nyakitin lo.” Cakka tertunduk lesu lalu melirik Acha. “Yuk, Cha. Kita pergi darisini.”
Acha mengangguk kemudian ia pergi bersama Cakka. Acha sebenarnya bingung dengan ucapan Cakka yang mengatakan bahwa ia adalah kekasih Cakka saat ini. Namun, apa bisa dibuat? Acha hanya pasrah dan menuruti perkataan Cakka. Karena jujur, Acha merasa nyaman berada di dekat Cakka.
“Yo… anterin gue pulang sekarang.” Lirih Ify lemah. Ia sudah tak kuat lama-lama berdiam diri di taman.
“Gara-gara Cakka ya, Fy?”
“Anterin gue pulang dan jangan sebut cowok itu lagi!!”
‘Busseeettt… sadis amat nih cewek.’ Batin Rio sambil geleng-geleng kepala.
“Gue bisa pulang sendiri kalo lo emang nggak mau nganter gue pulang. Makasih udah nemenin gue hari ini.” Ify beranjak pergi meninggalkan Rio namun tangannya ditahan.
“Gue bisa kok anter lo pulang. Yuk, kita pulang.” Rio tersenyum manis pada Ify. Ify hanya mengangguk lalu berjalan disamping Rio.
***
Debo dan Agni hanya diam-diaman. Mereka bingung harus bicara apa karena memang tidak ada topic pembicaraan. Perasaan mereka pun canggung satu sama lain. Tak ada satu kata pun terlontarkan dari mulut Agni maupun Debo. Debo menghela nafasnya kemudian ia menatap Agni disampingnya.
“Ag… kok diem?” Debo menatap Agni. Agni hanya tersenyum manis pada Debo. Ia bingung harus berbicara apa.
“Aku bingung harus ngomong apa, De. Nggak ada topic pembicaraan yang harus kita omongin kan? Makanya daritadi aku diem.” Sahut Agni. Namun, terlihat jelas raut wajah Agni nampak bosan dan bête.
“Jangan gitu dong, Ag. Apa aku buat kamu jadi ngerasa bosan kayak gini? Maaf ya kalo aku nggak bisa seromantis cowok-cowok lainnya. Yang bisa selalu bikin ceweknya itu tersenyum. Terus bisa ngajak ceweknya pergi ke salon, ke mall, ke restoran mahal dan kemana pun tujuan cewek itu. Aku nggak bisa kayak gitu, Ag.” Debo tertunduk. Ia sadar bahwa dirinya memang tidak bisa seperti cowok-cowok lainnya yang bisa bahagiain ceweknya. Mungkin, Agni merasa sangat bosan disamping Debo.
“Aku nggak butuh semua itu dari kamu. Yang aku butuh Cuma ketulusan hati sama rasa sayang kamu ke aku. Aku bukan cewek matre yang bisanya Cuma hambur-hamburin uang cowoknya.” Agni tersenyum kecut lalu mengelus rambut Debo perlahan. “Kamu lucu banget ya. Andaikan aku punya adik kayak kamu. Bukannya adik kayak Ray yang nyebelinnya minta ampun.”
“kamu anggap aku Cuma adik ya, Ag?”
“Kata siapa? Aku itu sayaaang banget sama kamu. Sayang sebagai pacar aku. Kamu itu manis dan kamu juga udah baik sama aku.” Agni mengembangkan senyum manisnya. Dalam hatinya ia merasa senang karena bisa dipertemukan dengan cowok seperti Debo. Tuhan memang baik pada umat-Nya.
“Yang bener?”
“Benerlah! Kamu nggak percaya nih sama aku?”
“Percaya nggak yaaa?” Debo menaikkan sebelah alisnya kemudian tertawa pelahan.
“Ih, kamu nyebelin! Aku sebel sama kamu. Ketawain deh terus sampai kamu puas.”
“Nggak usah manyun berlebihan. Ntar monyong lho.” Debo kembali meledek Agni sambil cekikikan pelan.
“DEBOOO! Nyebelin ih. Bikin gue bête aja. Plis deh jangan bikin gue bête.”
Debo tersentak. Ia tak mengira bahwa candaannya bisa membuat Agni tersenyum. Namun, sia-sia. Agni malah semakin dibuat bête oleh Debo. “Maaf.”
“Buat apa kamu minta maaf? Kamu nggak salah tuh!”
“Aku tau kalo aku Cuma bisa buat kamu bête dan nggak pernah bisa buat kamu tersenyum. Maafin aku dong, Ag. Aku janji deh akan membuatmu selalu tersenyum.” Debo menyunggingkan senyuman manisnya. Agni tersenyum tipis.
“Oh ya?”
“Yup! Eh, kita beli kura–kura yuk? Itu disana ada pedagang kura-kura.” Debo tersenyum lalu menunjuk pedagang kura-kura diseberang jalan.
“Ih, aku mau dong. Dari dulu aku pengen banget beli kura—kura.”
“Yuk.”
Debo menarik tangan Agni menuju ke pinggir jalan. Agni pun sudah tidak sabar ingin segera melihat kura-kura yang hendak dibelinya.
@Pedagang kura—kura
“Euleuh euleuh, neng geulis pisan. Mau beli kura-kuranya?” pedagang kura-kura itu melirik Agni yang sibuk melihat-lihat jenis kura-kura yang ada.
“Mau beli yang mana, Ag?” Tanya Debo.
“Mas, kura-kuranya sepasang ya. Buat aku sama pacar aku ini.” Agni tersenyum tipis.
“Inggih, neng. Kura-kuranya sepasang 30ribu neng.” Kata pedagang kura-kura itu menyerahkan kotak yang berisi sepasang kura-kura.
“Oh ya, ini Mas.” Debo memberikan 3 lembar uang 10.000 kepada sang penjual kura-kura. Kemudian tak lupa ia juga membeli makanan untuk kura-kuranya.
“Ayo, De.”
“Yuk.”
Agni dan Debo pun kembali menyebrang jalan. Debo merasa senang karena ia berhasil membuat Agni tersenyum manis. Ternyata, inilah cara untuk melumpuhkan cewek.
“Get me paralyzed.” Agni tersenyum manis.
“ hahaha, iya sayang.” Debo membelai lembut rambut Agni.
“Kita namain kura-kuranya yuk, De.” Usul Agni.
“Hmm… gimana kalo A~2?” usul Debo balik.
“A~2? Apaan lagi tuh?” Tanya Agni bingung.
“Hmm… jangan deh. Ntar disangkanya Andryos~Alyssa. Gimana kalo Bubo sama Wade?” usul Debo lagi.
“Bubo sama Wade? Apaan tuh, De?”
“Bubo itu diambil dari nuBUwati dan deBO. Terus kalo Wade diambil juga dari nubuWAti dan DEbo.” Debo tersenyum manis pada Agni. “What do you think?”
“Okey, yang cewek namanya Bubo yang cowok namanya Wade, gimana?”
“Setuju. Lagian kura—kuranya lucu—lucu. Kamu suka kan sama mereka berdua? Anggap aja mereka itu adalah Agni sama Debo.”
“Iya iyalah aku suka. Dari dulu aku pengeeen banget melihara kura-kura dan akhirnya semua tercapai berkat kamu. Makin sayang deh aku sama kamu, De.” Agni memeluk Debo disampingnya. Debo tersenyum tipis lalu membalas pelukan Agni. Mereka sangat bahagia bisa bersama-sama selalu. Dan semoga cinta Debo~Agni akan menjadi cinta yang abadi untuk selama-lamanya.
“I love you, Ag. I will be your boy friend forever.”
“I love you, too. And I also be your girl friend forever.”
Debo melepaskan pelukannya pada Agni. Ia kini menatap cewek dihadapannya itu. Perlahan-lahan wajahnya mulai mendekati Agni. Agni nampak mengerti maksud semua ini. Agni pun memejamkan matanya dan membiarrkan kenikmatan itu terjadi diantara Agni~Debo.
***
“Kenapa sih kamu bilang ke mereka kalo kita pacaran?” Tanya Acha penasaran.
“Karena aku sayang sama kamu, Cha. Kamu itu sama banget kayak Oik. Makanya terpaksa aku bilang kayak gitu ke mereka. Dan aku juga nggak mau kamu perggi dari sisiku. Hahaha, bodohnya aku! Ngungkapin perasaan sama cewek yang baru aku kenal. Maaf ya!” Cakka tersenyum masam. Ia nampak kesal pada dirinya sendiri yang bisa-bisanya melontarkan kata-kata itu barusan. ‘Nothing is impossible, Kka! Acha mungkin bisa jadi pengganti Oik.’ Batin Cakka.
Acha melongo memandang Cakka. Mungkin Acha baru kali ini menemukan sosok cowok seperti Cakka. Perasaannya pun dibuat semakin bingung oleh Cakka. Apa yang harus dikatakan Acha pada Cakka? Acha harus menerima Cakka? Tapi, baru saja mereka berkenalan. Itu semua tidak mungkin terjadi.
“Udahlah… nggak usah dimasukin hati! Anggap aja tadi itu Cuma bercanda.” Ujar Cakka cuek.
Acha menghela nafasnya lega. Jadi, ia tidak perlu harus memikirkan jawaban apa yang harus dilontarkan untuk Cakka.
“Iya, aku tau kok kamu lagi pusing karena ketemu mantan kamu itu. Dan kamu juga pusing karena mikirin Oik. Hmm… kalo pun semua ucapan kamu tadi bukan sebuah candaan, aku juga nggak bisa dengan semua ini. Aku udah punya pacar, Kka.” Acha tersenyum tipis.
JDDEERRR…
Bagaikan tersambar petir dahsyat. Hati Cakka terasa tertusuk panah yang tajam ketika mendengar ucapan Acha ‘Aku udah punya pacar, Kka’. Kata—kata itu seakan menyakitkan dihati Cakka. Bahkan, Cakka sendiri bingung dengan perasaannya. Mungkinkah ia benar mencintai Acha dalam pertemuan singkatnya tadi? Cakka sendiri bingung dengan semuanya.
“Kka…” Acha mengguncangkan pelan tubuh Cakka. Cakka nampak terlihat lesu dan tak bersemangat akibat ucapan Acha barusan. Tapi, apa yang bisa dibuat Cakka? Menangis? Dia bukan cowok yang lemah yang mesti menangis hanya karena cewek. Ia sendiri bingung harus melakukan apa. Mungkin, hatinya masih bingung. Hanya Tuhan dan Cakka yang tahu bagaimana sebenarnya perasaan yang dialami Cakka.
BERSAMBUNG…
+.Akankah Ify membuka hatinya kembali untuk Rio? Apakah Rio berhasil melumpuhkan hati Ify?
+.Mungkin nggak ya cinta Debo~Agni dan juga Bubo~Wade akan abadi selamanya?
+.Gimana ya perasaan Acha yang sebenernya pada cakka? Akankah Cakka memang benar mencintai Acha?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar