"Apa sih, Yo! Udah deh!" Shilla melepas rangkulannya dengan Rio. Rio mngerutkan keningnya.
"NApa sih lu, Shil... Kok kayaknya gimana gitu ama gue..." ujar Rio.
Kini ia mengacak-acak rambut Shilla. "Please Yo, berhenti giniin gue..."
ujar batin Shilla.
"Perasaan lu aja kali, Yo..."
TINNN!!! TIInN!!! TIINN!!!
"gue duluan ya, Yo! Bye!" Shilla pun meninggalkan Rio yang masih cengo dengan tingkah Shilla.
***
"Sumpah, gue galau banget! Argghhh... Sial!" teriak Shilla di dalam kamarnya. Ia menghempaskan tubuhnya di kasur dengan keras.
"Gue harus berubah!" tekad Shilla. Shilla mulai beres-beres.
***
Shilla membuka facebooknya. ia langsung melihat wallnya Rio. Ia
terperangah saat melihat status hubungan Rio. -Berpacaran dengan Alyssa
Saufika Umari- Dadanya terasa sesak melihat kalimat itu. Ia berusaha
untuk tidak menangis.
'Pernah ada rasa cinta antara kita kini tinggal kenangan... ingin ku
lupakan semua tentang dirimu... Namun tak lagi tak seperti dirimu oh,
Bintangku..." Shilla mendengarkan alunan nyanyi itu. Suara khas adiknya,
Shanin. Shilla segera menuju kamar Shanin. Ia sedang melihat Shanin
menangis sesengukan.
"Shan, kmu kenapa?" tanya Shilla. IA segera menghampiri adiknya lalu duduk disamping adiknya.
"Kak, aku... aku..." Shanin tak kuat berbicara.
"KEnapa, Shan... mungkin nanti kakak bisa cari jalan keluarnya..." ia tak tega melihat adiknya menangis seperti itu.
"Dayat, kak... dia mutusin, Shanin... Cuma gara-gara... hiks-hikss..." Shilla mengelus-elus punggung adiknya dengan lembut.
"Gara-gara apa, Shan?" tanay Shilla lembut.
"Gara-gara liat Shanin jalan ama Kiki... padahal Shanin jalan ama Kiki
cuma karna mau beliin hadiah ulangtahun yang pas buat Angel, kak...
Gimana nih, kak?" ISak Shanin. Shilla langsung memeluk Shanin.
"Mendingan kamu jelasin ke dia, Shan. Kalau enggak suruh Kiki dan Angel
buat ngejelasin juga. Shan, kakak juga ngalamin apa yang kamu alamin."
ujar Shilla bijak. Shanin melotot mendengar kata-kata Shilla.
"Kakak kenapa?" tanya shanin lembut yang masih dalam pelukan Shilla.
"Cerita enggak ya?" goda Shilla. Shanin langsung melepaskan pelukannya. Ia langsung manyun mendengar perkataan Shilla.
"Mukamu kayak bebek, Shan... Hahaha.." tawa Shilla renyah. Shanin
langsung melemparkan bantal ke arah Shilla dan Shilla langung berlari ke
arah kamarnya.
"Enggak kenaa... weee..." ujar Shilla sambil meleletkan lidahnya.
"SHILLLAAAA... AWASSSSS LUUU YAAAAA!!!" teriak Shanin kencang. Shilla tertawa mendengar teriakan Shanin.
***
Pagi-pagi ketika Shilla berangkat sekolah. Ia sudah diberi pandangan tak
sedap antara Rio dan Ify yang sedang bermesraan di pos satpam. Mereka
sedang saling suap pizza satu sama lain. Rio yang sedang makan
mngedarkan pandangannya. Dilihatnya Shilla yang juga sedang melihatnya,
Shilla langsung memalingkan mukanya ke bawah lalu menuju kelasnya.
"aneh..." batin Rio.
"Yang, kamu kenapa? Kok bengong gitu?" tanya Ify manja. Rio tidak menjawab.
"YAng..."
"...."
"Yo..."
"MARIOOOO!!!" teriak Ify tepat di telinga Rio. Rio langsung mengusap-usap telinganya.
"Enggak usah pake teriak kale, Fy... Gue kagak budeg!" balas Rio kesal.
"Kok Rio jadi kasar gitu sih?" ujar Ify manja. Rio bergidik melihat tingkah laku pacarnya.
***
Shilla memasuki ruang kelasnya.
"Hy, Shil!" sapa teman-temannya serempak.
"Hai juga!" balas Shilla. Ia berusaha tersenyum.
"Napa lu, Shil?" tanya Via, sahabat karibnya.
"Biasa! Efek samping dari galau kali, Vi!" balas Alvin. Shilla langsung
manyun dibuatnya. Via menatap Alvin dengan tatapan membunuh.
"Itu loh, Viii..." ujar Shilla lemas. Via mengangguk mengerrti.
"Apa hayooo? Main rahasia-rahasiaan nih ama gueee!" ujar Rio yang
tiba-tiba datang dari belakang. Ia langsung merangkul Shilla membuat
pipi Shilla merah.
"Apa sih lu, Yo! Awas!" Shilla segera melepaskan rangkulannya.
"Lu marah ama gue, Shil?" tanya Rio. Shilla langsung menuju bangkunya
lalu menaruh tas dibawah samping kursi. Shilla mengambil bukunya lalu
pura-pura membaca. Rio menghampiri bangku Shilla.
"Udah eh, Shil! Jangan pura-pura baca! Gue tau lu bo'ongan kok." ujar
Rio santai. Shilla masih pua-pura sibuk membaca. Rio mengambil buku yang
dibaca Shilla lalu menaruhnya disamping meja Shilla. Ia menatap Shilla
tajam dan menekatkan ke arah Shilla."mampus lu, Shil." batin Shilla. Rio
menaiki meja Shilla. "kok gue berdebar-debar ya?" batin Rio.
Tiba-tiba...
TETTTT TEEETTTT TTEETTT... Suara bel sekolah membuat Rio kaget dan
bibirnya mengenai bibir Shilla dengan mulus. Rio, Shilla dan murid-murid
lainnya kaget melihat kejadian itu. Rio langsung membenarkan posisinya.
Ia mengaruk kepalanya yang tidak gatal untuk menutupi ke-saltingannya.
Shilla berusaha menutupi semburat merah di pipinya.
"Wah, Ifynya mau dibawa kemana, Yo?"
"Asik bnget tuh..."
"Mauuu..."
"Pipi Shilla kayak lombok tuh!"
"Rio-nya ketagihan tuh!"
"RIO! SHILLAAA!" seru Ify dari ambang pintu. Shilla dan Rio menengok ke
arah pintu. Ify berlari dengan cepat. Rio pun segera mengejar IFy.
"IFFYYY!!!" seru Rio. Shilla hanya terpaku diam di tempat.
***
"Kak, gue udah balikan sama Dayat. Ternyata saran lu ampuh ya, Shil!" Shil menoleh bentar ke arah adiknya lalu tersenyum kecil.
"Iya." balas Shilla singkat.
"Lu napa sih, kak?"
"Tau tuh!" Shilla mengangkat bahunya.
"Au ah! Nanti malam anterin gue ke rumahnya Dayat ya! Karena nanti malem
ultahnya dia jangan lupa lu pake topeng juga! Coz pestanya pesta
topeng.Siapa tau nanti lu dapet cowok disana! Disana juga ada kakaknya
yang ganteng tapi masih gantengan sayat sih... Namanya kak Vano."
cerocos Shanin sembari promosi.
"Shanin sialan!" ujar Shilla.
***
Malamnya.
"KAk, cepetan!" seru Shanin ketika di ruang tamu.
"Iya-iya! Bentar!" Shilla segera keluar dari kamarnya. Shanin ternganga
melihat penampilan Shilla. Gaun setinggi lutut berwarna hitam-merah
dengan sedikit manik-manik bunga, mahkota kecil di rambutnya dan topeng
yang serasi.
"Yuk, Shan!" ajak Shilla.
"Lu beda bagnet, kak!" ujar Shanin. Shilla hanya tersenyum kecil..
>>>>>>>
"Hy, BEibh... Happy birthday ya! MAkin unyu-unyu deh, kamu!" ujar Shanin
sembari menyerahkan kadonya kepada Dayat. Dayat hanya tersenyum kecil.
"Nih buat lu, Day! Awas lu bikin adek gue patah hati lagi!" ujar Shilla sambil menyerahkan kadonya. Dayat hanya terkekeh.
"Iya-iya,,, tenang aja nih!"
"Yukkk...Pestanya dah mau mulai." ajak Dayat. Shilla mengikuti adiknya dari belakang.
Tiba-tiba... TEEPPP!! mati lampu semua...
"Sejak pertama ku jumpa kamu
Tahukah kamu ku suka kamu
Namun bukan berarti ku tak tahu
Bahwa kau juga suka padaku
Cintamu itu tlah membutakan mata hatiku
Kini ku tak sanggup bila hidup tanpamu
Kau buat ku jadi gila
Saat kau juga bilang cinta padaku
Tak kuasa ku menahan rasa bahagia
Saat kau ucapkan cinta
Pesonamu bagai bulan purnama
Cinta pada pandangan pertama
Aku tak sanggup
Menahan gejolak cinta didalam diriku
Dan takkan ada yang
Sanggup memisahkan kita
Karna kan ku jaga cinta kita berdua
Kau buat ku jadi gila
Saat kau juga bilang cinta padaku
Tak kuasa ku menahan rasa bahagia
Saat kau ucapkan cinta
Kau buatku jadi gila
Saat kau juga bilang cinta padaku
Tak kuasa ku menahan rasa bahagia
Saat kau ucapkan cinta
Baby girl you’re so beautiful
From you’re head to your toe
I just gotta let you know that
You’re the 1 and 2, 3, 4 kiss
That i wanna have you
You want more
Okay me too
As long as you happy girl i’m with you
Till the rest of my life
Now please say yes
When i asked You to be my wife
Suara itu mengalun indah menyanyikan lagu RAN-JAdi Gila-
"Kok kayak suaranya gue kenal ya?" batin Shilla.
TEEPPP... Lampu kembali nyala. Seorang laki-laki mngenakan jas hitam-merah yang serasi dengan Shilla sedang memagang microphone.
"Ini gue nyanyiin buat orang yang gue sayang dan cintai... kira-kira dia
mau enggak ya jadi pendamping gue?" ujar laki-laki itu. Shilla kembali
mengingat-ingat suara laki-laki itu.
"RIO!" pekiknya.
"Ashilla Zahrantiara, mau enggak jadi pendampingku??"
"Aku mau, Mario stevano aditya haling!"
SEmuanya tertawa mendengar pernyataan YoShill...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar