Selasa, 21 Agustus 2012

Kingdom Of Dream_part 1 : Boneka dari kak Elang



Part 1 : Boneka dari kak Elang
….
Cakka melesat dengan cepat ke rumahnya. Ia tidak mempedulikan siapa saja yang tidak sengaja ia tabrak saking cepatnya ia berlari. Baju seragam kuning dan oranye-nya terlihat lecek. Rambutnya terkibas oleh angin, tasnya terayun ke kanan dan ke kiri tak beraturan. “Bruk! Bruk!” bunyi tempat pensilnya yang beradu dengan buku-buku cetak sekolah terdengar jelas. Sampai di gang besar dengan toko-toko dan rumah di sebelahnya, ia makin cepat berlari. “Srekkk…” tiba-tiba saja Cakka berhenti berlari. Sepatunya bergesekan dengan jalan aspal berdebu. Ia berhenti di depan sebuah rumah dengan cat merah dan hitam. Lalu dengan kasarnya ia buka pintu depan rumah itu yang terbuat dari kayu dan setelah ia masuk segera ditutup pintunya. “Brakk!” suara bantingan pintu itu keras sekali. Jendela di sebelahnya saja bergetar. Cakka diam di tempat dengan muka cemberut.
“Eh, ada apa sih ini?… kok pagi-pagi udah berisik?” kata kak elang yang baru saja selesai memakai seragam SMPnya. Sebenarnya hari ini sekolahnya libur, tapi kak Elang adalah salah satu anggota OSIS jadi harus rapat hari ini, untuk membahas tentang acara darmawisata sekolahnya yang akan diadakan semingu lagi.
“Loh?… Cakka?… kok udah pulang?… kan masih jam 9”
“hhh…” Cakka terisak, matanya berkaca-kaca.
Kak Elang memperhatikan Cakka beberapa lama. “Cakka?… kamu nangis ya, dek?”
“…Enggahaa!…” Cakka berteriak dengan keras. Kak Elang menutup telinganya dan tanpa ia sadari Cakka sudah melewatinya saat menaiki tangga.
Kak Elang mengetuk pintu kamar Cakka yang tertutup rapat pelan-pelan. “Cak?… kak Elang boleh masuk nggak?” kata kak Elang. Tak lama kemudian terdengar jawaban dari dalam kamar Cakka.
“Hnggaaak! … hiks…”
“Yo wiss. Aku berangkat ke sekolah dulu…” baru selangkah kak elang berjalan sudah terdengar lagi suara dari dalam kamar.
“Jangan… hhh”
“Apa?” Tanya kak Elang pura-pura tidak mendengar.
“Kak Elang!…”
“Hmm?…”
“Ya udah deh… masuk…”
Kak Elang pun tersenyum puas. Ia pun masuk ke kamar Cakka tanpa ragu dan duduk di tempat tidur. Kak Elang menghadap Cakka yang sedang duduk di tempat tidur sambil memeluki bantal spongebob-nya dengan mata sembab dan muka merah, persis seperti habis nangis. Kak Elang menyentuh pundak Cakka dan bertanya.
“Kenapa pagi-pagi udah nangis? …”
Cakka makin erat memeluk boneka Spongebob-nya. “Tadi… hhh…”
“Temen-temen ngejek kamu lagi?” kata kak Elang menebak.
“Habis!… Mereka nyebelin banget, kak. Mentang-mentang mereka punya Ibu, mentang-mentang ortu mereka tajir, punya banyak uang jadi bisa tinggal di perumahan elit di komplek Grand Golden Tower, mereka nge-hina aku terus… hhh… yang nggak punya Ibu, tinggal nya sama kakak di perumahan yang biasa dan kata mereka hampir kumuh, padahal rumah ini nggak jelek-jelek amat dan gang ini juga nggak kumuh!… hhh… aku udah nggak tahan kak…”
“Yah… gitu doang masa nangis. Kita kan cowok Cak, di ejek dikit jangan langsung nangis, harusnya kita membela diri dan melawan!” kata Kak Elang dengan semangat 45.
“Tapi mereka udah sering banget ngejek aku! Dan itu nggak sedikit!…” Cakka merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan melepaskan pelukannya dari boneka spongebob.
“Ya udah kalo gitu… sekarang Cakka meluk kak Elang aja, siapa tau sedihnya jadi ilang. Yuk…”
Cakka segera bangun dan memeluk kak Elang erat. “Kak Elang…”
“Cakka… mendingan kamu lupain aja yang dulu-dulu, yang lewat biarlah lewat, sekarang kamu bikin new day. Hari ini pasti kamu bolos, kakak tau… besok kan mau ada class meeting jam setengah delapan karena ujian baru aja selesai, pokoknya besok kamu harus masuk dan membuat hari baru. Hari ini kamu santai-santai di rumah aja, memikirkan apa yang akan kamu lakukan dihari baru kamu nanti… Oke?”
“He-eh” Cakka mengangguk dan melepaskan pelukannya.
“Kak Elang mau sekolah dulu. Kamu tunggu di rumah, kalo ada anything specious ngetuk-ngetuk pintu  jangan dibukain. Kalo ada yang ngetuk-ngetuk pintu dan ternyata itu bang Jaja, delivery makanan baru di bukain…” kata kak Elang.
“Kalo ada yang ngetuk tapi nggak ada orangnya, kak?”
“Berarti kamu harus baca ayat kursi! He he… ya udah kakak pergi dulu yah” kak Elang mengacak-ngacak rambut harajuku adiknya dan pergi ke sekolah.
Cakka kembali merebahkan tubuhnya di tempat tidur, matanya dibiarkan sayu, hingga akhirnya ia tertidur.
Jam 6 lewat 10, suara lantang membangunkan Cakka yang ketiduran. “Cakka… Bangun, dek… udah malem… ayo mandi.. mandi..”
Cakka membuka matanya pelan-pelan, mengangkat tangannya dan duduk seketika. Ia melihat lampu kamarnya telah menyala, lalu ia melihat ke luar jendela. Sudah malam rupanya, ternyata Cakka ketiduran sampai matahari sudah tenggelam di ufuk barat. Cakka langsung mengambil handuk dan baju santai, lalu ia mengikuti suruhan kakaknya tadi untuk mandi.
Setelah mandi Cakka pun makan sambil bercanda bersama kakaknya di meja makan.
“Cak…”
“Iya, kak?”
“Tadi kakak beli hadiah loh buat kamu”
“Beneran kak? … hadiah apa?”
“Nanti aku tunjukin. Kamu habisin makanannya aja dulu nanti aku tunjukin di kamar kamu”
Maka setelah selesai makan, Elang pun menembus janjinya. Ia masuk ke kamar Cakka dengan membawa satu kotak besar di tangannya. Cakka yang melihatnya sangat antusias ia tidak sabar melihat apa yang ada di dalam kotak itu. Setelah membuka kotak, tiba-tiba mukanya berangsur murung kembali.
“Loh… kok cemberut?” Tanya kak Elang.
“Kak Elang bisa-bisanya yah?… aku kan anak cowok kak, keluarga nugara, adik kak Elang sendiri…”
“Lah iya… emang kenapa?”
“…Masa dikasih kado Boneka?…”
“Jiah si Cakka…”
“Ck, kak elang… kotaknya sih boleh buat aku, bonekanya mah buat kak Elang aja yah”
“Yah… jangan gitu dong Cak… Barang boleh boneka, tapi kan ini hadiah dari kakakmu… masa disia-siakan begitu saja?” kata Kak Elang sambil menyerahkan 4 buah boneka yang ada di dalam kotak itu.
“… Buat kak Elang aja deh…” Kata Cakka sambil mengeluarkan jurus maut puppy dog eye-nya.
“Ah… Cakka jahat niih… buat Cakka aja…” kata Kak Elang tak mau kalah yang juga memasang mata puppy dog eye yang tak kalah melas.
“Ya udah buat aku…” kata Cakka. Ia pun segera berbaring dan memejamkan matanya.
“Cakka…” kak Elang menggerakan kaki Cakka, tapi Cakka nggak mau ngasih respon. “Aku taro bonekanya di tempat tidur yah…”
“Iya…” balas Cakka pelan.
“Besok masuk yah Cak?”
“Nggak ah kak… nggak enak badan nih… pusing…”
“Lagi kamu tidur sore-sore sih… ya udah besok nggak masuk lagi. Kakak matiin yah lampunya…”
“iya kak…”
Pintu kamar pun ditutup. Kini Cakka sendiri di kamarnya, dan ia pun terlelap di tengah kegelapan.
Srrr… Srrr…
Cakka mendengarkan bunyi angin semilir. Ia merasakan sejuknya terpaan angin, rumput-rumput segar yang menyentuh jari-jemarinya. Ia tersenyum, menikmati semua hal itu. “Hmm… mimpinya enak banget… tapi kok rasanya nyata banget yah?…”
Tiba-tiba ia merasakan tiupan di depan mukanya, namun bukan tiupan angin. Ia juga merasakan bulu-bulu lembut menyentuh pipinya, tapi jelas bukan rumput dan sebagainya… berarti itu apa?… Lalu ia mendengarkan dengan seksama, ada suara…
“Dia mahluk apa yah?… hmm…”
Cakka makin bingung. “Suara siapa tuh?… bukan kak Elang kok… suara cewek… jangan-jangan hantu?” Cakka pelan-pelan membuka matanya. Dan Ia terperanjat! Tepat di depannya ada 2 orang… atau bukan orang?… karena mereka berdua seorang cewek, cantik, lucu, manis, imut, manusia sih… tapi kok punya telinga kelinci dan ekor kelinci?…
“Kalian Siapa?!…”
Dua mahluk itu hanya tersenyum ceria dan tertawa riang satu-sama lain. “Hehehehahahehehehaha…”
….
Siapa dua mahluk itu?
Apa yang akan terjadi dengan Cakka?
Gimana kelanjutan ceritanya?
Terus di baca yah… jangan lupa dikomen^^
Ini bonus gambarnya
bear_ilove you
"Bear_I love you"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar