"lebay" komentar seorang cowok saat keluar dri
sbuah bioskop.
"selalu gitu" batin gadis yg berjalan disampingnya.
Keduanya berjalan kearah parkiran,cowok itu membukakan pintu mobil untuk
gadisnya.
"kenapa sih,yo?? Filmnya bagus kok " gadis itu akhirnya membuka
mulut.
"bagus apanya sih,dari awal smpe akhir kamu nangis terus,apa bagusnya film
kayak gitu?" jwb pemuda yg bernama rio itu.
"aku kan terharu,yo" jwb si gadis.
"shilla sayang,aku gak suka liat kamu nangis,ntah itu hanya karna sebuah
novel atau film" Jwb rio.
"aduh,duh,io cayang belajar gombal dari capa cii??" goda shilla.
Rio hanya membalasnya dgn tersenyum.
"aku gak suka yg sedih-sedih,shill,apalagi sad ending. Bukankah semua
orang mengharapkan akhir yg menggembirakan??"
"tp hidup itu kan gak selalu indah."
"justru karna itu,hidup itu gak selalu indah,trus kenapa kita mesti nambah
buruk keadaan dgn nonton atau baca yg sedih-sedih." jelas rio,sambil tetap
konses pd kemudi mobilnya.
"kamu tau mentari shill,ia selalu terbit dgn indah,dan tenggelam juga dgn
indah,jadi bukan gak mungkinkan kehidupan kita akan selalu indah,kayak
mentari" lanjut rio.
Mario dan ashilla,mereka adalah sepasang kekasih,sudah 2thn mereka berpacaran.
Tapi kemesraan dan kebahagiaan mereka sama sekali tdk berkurang malah terlihat
terus bertambah seiring usia hubungan mereka. Shilla yg dgn setia menyuguhkan
senyum dan kasih sayang utk rio,ataupun rio yg selalu menghujani shilla dgn
pujian dan ketulusan,keduanya memang sangat cocok. Setiap mata yg melihat
mereka tentu tak dpt mengungkap apapun,selain rasa iri.
"kalo aku pribadi sih,lebih suka sad ending,yo." ucap shilla
tiba-tiba,memecah keheningan yg tadi tercipta diantara keduanya.
Rio hanya mengangkat kedua alisnya.
"buat aku,cerita atau film yg sad ending itu,lbh dapet feelnya" ucap
shilla sambil tersenyum manis sekali,
senyum yg selama 2thn ini selalu berhasil menghadirkan bunga-bunga kecil dihati
rio.
"tapi nggak dgn kisah kita kan??" kata rio,satu tangannya menggenggam
erat tangan shilla.
"kamu salah,yo. Bahkan mungkin kita akan menjadi bagian dari sad
ending itu sendiri" batin shilla.
"ohh,iya,tentu. Aku selalu pengen kita, atau tepatnya kamu, aku selalu
pengen kamu bahagian" jwb shilla mantap.
"ekh,yo.. Berarti kamu gak pernah baca novel-novel aku donk??" tanya
shilla,sambil memanyunkan bibirnya,ntar berapa senti.
"hhehe,maap ya,sayang. Kamu kan tau,aku paling males,baca novel-novel
cewek kayak gitu. Lagian kenapa sih kamu selalu nulis novel yg berbau
kematian,perpisaha,kenapa gak kamu coba bikin novel dari kisah kita,pasti gak
ada sedih-sedihnya kayak gitu" jelas rio,sambil terus melajukan mobilnya
melewati jalanan kota bandung dgn kelap-kelip lampu malamnya.
Shilla walaupun baru kelas 2 SMA,tapi ia sudah dikenal sbg penulis yg hebat dan
berbakat,setiap ceritanya selalu mampu mengurai air mata setiap pembacanya.
"ini baca ya" kata shilla,sambil mengangsurkan sebuah buku berwarna
kuning dgn judul "seribu burung kertas" tertulis dgn warna biru laut.
"ini mungkin yg terakhir dan kamu harus baca,sampe selesai ya" pinta
shilla.
"yg terakhir sad ending,maksudnya??" tanya rio,shilla tdk
menjawab,lagi-lagi ia hanya tersenyum.
"iya deh" kata rio akhirnya.
Walaupun ia tdk mengerti makna dibalik kata 'yg terakhir' itu??
CCIIITTTT
Rio menghentikan mobilnya,mendadak.
"sivia" gumamnya.
"mana yo??" tanya shilla.
"itu shill.." rio menunjuk kearah kerumunan orang banyak diujung
jalan,
mereka segera keluar dari mobil,menerobos segerombolan orang didepan mereka.
Dan mata mereka sontak melebar,melihat sivia bersimbah darah memangku seorang
pria yg terkolek tak berdaya.
Disampingnya terparkir seonggok besi yg bentuknya sudah tdk bisa dibilang mobil
lagi.
Sivia adalah teman sekelas shilla dan rio.
"bangun,yel,hiks,bangun,hiks...." siuia terisak,butiran-butiran
bening itu sudah mengalir deras membasahi pipinya.
"gak selalu happy ending kan yo??" bisik shilla,lalu menghampiri
sivia,,rio tertegun
"tp sad ending itu milik orang lain,shill,dan gak akan pernah jadi bagian
dari kita." ucp rio dalam hati.
Lalu keduanya menghampiri via dan iel,kekasihnya yg ternyata sudah tewas
ditempat karena kecelakaan yg baru saja menimpa mereka.
---
6 bulan kemudian
rio segera menyambar jaket dan kunci,motornya,ia menggas motornya
gila-gilaan,tak peduli maut yg sudah mengintainya.
Beruntung rio memang lihai mengemudikan motornya,rio segera turun dgn
tergesa,RS medika.
Disepanjang koridor rumah sakit itu,rio terus berlari. Ia berkali-kali menabrak
orang yg berlalu lalang,wajahnya mengisyaratkan kekhawatiran yg mendalam. Sejak
menerima kabar bahwa shilla koma,yg ada dibenaknya tentu hanya gadisnya itu.
Ceklikk
pintu kamar rawat shilla dibuka,pemandangan didepannya membuat rio ragu untuk
melanjutkan langkahnya,tapi sedetik kemudian diteguhkan hatinya. Shilla sudah
tertidur pulas sejak 3hari lalu,rio menghampiri tempat tidur shilla. Dibelainya
rambut shilla yg biasanya terurai hitam dan indah,tapi kini sudah mulai tanggal
dari kepalanya.
"mimpi kamu,udah berapa episode,shill?? Bangun donk,apa kamu gak kangen
sama aku?" rio mulai bergumam kecil.
Ia tak menyangka baru seminggu,rio meninggalkan shilla ke manado pada liburan
sekolah kali ini,dan saat rio kembali ia harus mendapati gadisnya terkulai
lemas diranjang rumah sakit. Rio larut dlm kesedihannya,ketakutan dan cemas
telah membayanginya sejak tadi. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya pelan.
"jangan nangis,beri dia semangat" kata alvin sepupu shilla.
"maafin shilla yo,dia gak ngasih tau penyakitnya ke elo selama ini. Kanker
darah,dan skrang udah stadium akhir" jelas alvin.
BBRRAAAKK
Hati rio seakan diruntuhi langit,ia limbung bahkan ia tak lagi mampu merasakan
deru nafasnya sendiri.
Pikirannya dihempas jauh,
jauuuhh sekali dari dugaannya.
Gadisnya,gadis yg selama lebih dari 2thn ini menghujaninya perhatian,yg selalu
menjadi tamu dlm mimpi-mimpi indahnya,yg selalu tersenyum ceria,ternyata
menyimpan rahasia besar.
Rasa sesal pun memenuhi rongga dadanya
"tuhan,pindahkan rasa sakitnya kepadaku,biar aku yg menggantikannya,biar
aku yg melawan rasa sakit itu,kembalikan tawanya tuhan,kembalikan
senyumnya" pinta rio dlm hati.
"shilla gak suka liat lo sedih,lo itu semangatnya dia,kasih dia
motivasi,temenin dia,bujuk dia buat bangun,cuma lo yg bisa yo,gw yakin"
tambah alvin.
---
sudah 2 pekan,tapi shilla belum juga mau terbangun.
"siapa yg kamu mimpiin sih shill? Sampe kamu betah bgt tidurnya" ucap
rio yg saat itu sedang menemani shilla.
Rio memang selalu menemani shilla,menceritakan semua kegiatannya,bernyanyi
untuknya, rio berharap shilla dpt mendengarnya dan segera sadar.
"shill,kita kan mau nyomblangin via sama alvin,ayo donk,kamu cepet
bangun,aku udah punya rencana" lanjut rio.
Tiba-tiba ia teringat akan sesuatu,diraihnya sebuah buku bersampul kuning yg 6
bulan lalu diberikan shilla,dari dlm tasnya.
Buku itu hanya 246 halaman,tp sudah 6 bulan rio belum juga selesai
membacanya,jangankan dibaca,disentuh pun tidak. Rio memang tdk suka membaca
novel-novel cengeng khas anak cewek.
Tapi kali ini ia memcoba untuk mulai membacanya,halaman demi halaman.
Rio sangat terkejut,barisan kata yg terangkai dlm novel itu membentuk sebuah
kisah,kisahnya.
Ini kisah mereka,rio dan shilla,rio sangat hapal jalan ceritanya bahkan ia bisa
menebak apa yg akan terjadi dipart-part selanjutnya tanpa harus membacanya
dulu.
Tapi saat sampai pd klimaks buku itu,rio tak mengerti, disana dikisahkan tokoh
ara,pemeran cewek sakit keras,tapi vano kekasihnya selalu dgn setia memberikan
semangat.
Vano juga percaya akan satu mitologi kuno dari jepang tentang 1000 burung
kertas.
Siapa yg menerbangkan 1000 burung kertas dan menuliskan harapan didalamnya,maka
harapan itu bisa terwujud.
Dengan semangat tokoh vano dlm cerita itu,membuat 1000 burung kertas dan
menerbangkannya bersama sebuah harapannya.
Alhasil,sembuh. Kesehatan ara,berangsur membaik dan keduanya bisa bersama
merangkai mimpi dan jalan mereka kembali.
"happy ending. Sesuai permintaanmu pangeranku. Love you"
Itu isi secarik kertas kecil yg tersimpan diakhir halaman novel itu.
Tanpa pikir panjang dan dgn harapan kisahnya akan sama dgn cerita dlm novel
itu,rio pun sejak saat itu mulai membuat burung-burung kertas dgn torehan kata
yg berbunyi.
"tuhan,aku mohon,biarlah dia dan senyumnya kembali menghiasi
hari-hariku,aku mohoonn"
setiap hari rio membuat burung-burung kecil dari kertas. Ia selalu
berharap,meski harapan itu hanya sebulir embun atau sekecil debu.
Begitupun hari ini,senja mengiringi rio menerbangkan burung kertasnya yg ke
999...
Rio menatap burung itu yg mulai menjauh tertiup angin sore.
"RIO,SHILLA SADAR YO,DIA SADAR,DIA PENGEN KETEMU LO" teriak alvin
dari kejauhan.
Riopun segera berlari kekamas shilla.
"shilla..." panggil rio,shilla tersenyum.
"aku kangen kamu,tau. Kamu lama banget dimanadonya" ujar shilla
manja.
"kalo kangen kenapa baru bangun sekarang,cantik" jwb rio.
"yo" lirih shilla,matanya memandang lurus kelangit-langit.
"aku suka cerita sad ending,karena aku merasa bagian darinya,aku suka
cerita sad ending,karena setelah membacanya aku merasa semakin
kuat,aku...hoeks,hoeks" tiba-tiba shilla muntah,dan mengenai pakaian rio.
"hoeks,hoeks,maaf yo"
"gak ppapa shill." kata rio tulus,dgn tangannya dibersihkan bibir
shilla,dan pakaiannya,tanpa rasa jijik sekalipun.
"udah ya,shill,kamu istirahat aja"
"dingin,yo" lirih shilla.
Rio pun memeluknya,ia merasakan degup jantung shilla yg mulai melemah,juga deru
nafasnya yg mulai tdk teratur.
"tunggu sini ya shill" rio melepaskan pelukannya,ia berlari ketaman
rumah sakit,dimana tasnya tadi ia tinggalkan begitu saja.
Rasa takut dan air mata sudah menyertainya sejak tadi, bayang perpisahan pun
semakin jelas dimatanya.
Ditaman itu ia melipat burung kertas terakhirnya,segera ia terbangkan,tapi
sebelum burung itu mengudara,hujan telah lbh dulu menghujamnya. Burung kertas
itupun perlahan jatuh,menyentuh tanah. Rio tertegun,tubuhnya basah kuyup
diguyur air hujan.
"haruskah sad ending?" batinnya.
Ia berjalan gontai kekamar shilla,ia tdk terkejut ketika melihat alvin
menangis,ia tdk terkejut melihat monitor disebelah tempat tidur shilla yg
berubah jadi garis lurus.
Ia terduduk lemas,gadisnya telah pergi,tak akan ada lagi senyum
manisnya,curahan kasih sayangnya,limpahan perhatiannya. Saat jasad shilla
didorong melewatinya,ia berdiri,dipeluknya tubuh kaku itu,dingin. Kehilangan
menjalar diseluruh tubuhnya,pedih.
"aku gak suka sad ending shill,aku gak suka,dan gak akan pernah suka"
bisiknya.
Hujan yg turun kala itu mengantarkan aroma perpisahan dan kesedihan. Melepas
seseorang yg kita cintai tentu lbh sulit,dibanding harus menjaga seumur hidup.
"jika hidup adalah sebuah perjalanan maka mati adalah sebuah tujuan"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar